Tuesday, April 14, 2015

Allan Nairn Agen Proxy War

Allan Nairn Agen Proxy War

peran seorang Allan Yoseph Nairn. Dia adalah agen Perang Proxy yang diusung negara Barat.



peran seorang Allan Yoseph Nairn. Dia adalah agen Perang Proxy yang diusung negara Barat.
Nairn kembali muncul menjelang Pilpres Juli 2014 lalu

Sosok Allan Yoseph Nairn (lahir 1956 ), jurnalis investigasi asal Amerika Serikat yang menjulang namanya menjelang Pilpres Juli 2014 lalu, sesungguhnya bukan sosok baru di ranah politik Indonesia.

Nairn bersama Amy Goodman (lahir 1957) ditahun 1991 pernah masuk kawasan Timor Timur selama sekitar satu bulan sejak pertengahan oktober 1991. Keduanya adalah pemegang pasport USA masuk ke Indonesia dengan visa turis, dan mengaku sebagai penulis buku.

Ketika pecah tragedi Santa Cruz, 12 November 1991, Nairn dan Goodman ikut larut dalam aksi - demonstrasi yang digerakan sejumlah mahasiswa. Ketika tragedi itu kian berdarah – darah, Nairn dan Goodman hengkang dari Timor Timur dengan pesawat udara menuju Kupang.

Keduanya tidak sempat membayar biaya hotel dan laundry selama sebulan menginap di Hotel Turismo, senilai lebih dari satu juta rupiah, atau sekitar 600 dolar Amerika Serikat. Saat itu nilai tukar satu dolar Amerika Serikat masih berada di kisaran Rp 1.800 .

Kawasan Timor Timur yang sejak 1975 diterlantarkan Portugal akibat Revolusi Bunga yang terjadi sejak April 1974, kemudian berproses menjadi bagian dari NKRI sejak Desember 1975 hingga secara resmi Juli 1976 menjadi provinsi ke- 27.
Pengintegrasian Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia, selain muncul dari kehendak sebagian rakyat Timor Timur sendiri, juga merupakan dorongan dari negara -  negara Barat terutama Amerika Serikat dan Australia yang khawatir kawasan Timor Timur menjadi basis komunisme.

Namun setelah dua dekade, sikap Amerika Serikat dan Australua berubah. Mereka tidak setuju Timor Timur berintegrasi ke dalam NKRI. Mereka ‘memerangi’ NKRI agar melepaskan Timor Timur. Namun perang yang mereka usung bukanlah perang konvensional, tetapi perang proxy, yaitu sebuah peperangan yang yang tidak harus melibatkan kedua negara tadi secara fisik.

Mereka menggunakan kekuatan pihak ketiga sebagai pemeran pengganti yang bisa berupa sebuah negara kecil, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan (Ormas) kelompok masyarakat bahkan perorangan. Di sinilah kita melihat dengan jelas peran seorang Allan Yoseph Nairn. Dia adalah agen Perang Proxy yang diusung negara Barat.

Setelah hangkang dari Timor Timur pada November 1991, Allan Nairn kerap berusaha masuk kawasan itu secara ilegal, dengan visa turis. Pada Maret 1998, dikabarkan bahwa Nairn kembali dideportasi akibat laporannya tentang militer Indonesia yang dikatakannya terlibat dalam penyiksaan dan pembunuhan warga sipil di Timor Timur.

Setelah itu, Nairn kembali berusaha masuk. Menurut pemberitaan The Jakarta Post edisi 20 September 1999, aparat imigrasi Kupang pernah menangkap dan mendeportasi Nairn pada 19 September 1999. Saat dideportasi, ternyata Nairn sudah berada di Indonesia (Kupang) sejak 82 hari sebelumnya, berarti sejak akhir juni 1999 Nairn sudah berada disana. Ia masuk dengan visa turis, namun secara diam-diam melakukan kegiatan ‘jurnalistik’ khususnya melaporkan perkembangan situasi di Timor Timur yang sedang dilanda perang saudara.

Kehadiran Nairn sebagai agen proxy war jelas berkaitan dengan desakan PBB untuk menyelenggarakan referendum yang berlangsung 30 Agustus 199. Akhirnya, sebagaimana kita ketahui melalui referendum itu mayoritas penduduk Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia. Pada 20 Mei 2002 Timor Timur secara resmi menjadi negara berdaulat dengan nama Timor Leste.

Rupanya, laporan Nairn tentang situasi dan kondisi di Timor Timur kala itu, disampaikan juga kepada kelompok kiri (komunis) TAPOL yang berbasis di Inggris. TAPOL berkedok LSM yang “mengkampanyekan Hak Asasi Manusia, Perdamaian dan Demokrasi di Indonesia” didirikan pada 1973 oleh Camel Brickman, Warga Negara Inggris penganut komunis yang menikah dengan Suwondo Budiardjo, seorang pegawai pemerintah Indonesia di Praque Checoslovakia ketika negara itu masih mejadi bagian dari Uni Soviet. Namanya pun menjadi Carmel Budiardjo.

Kiprah TAPOL cenderung menyebar kebencian terhadap Indonesia di dunia internasional melalui media yang dikuasainya. Isu yang kerap disebar TAPOL adalah bahwa Indonesia menjajah Papua, menjajah Timor Timur, menjajah Aceh, melanggar HAM, dan sebagainya. Allan Nairn juga terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mendiskreditkan Indonesia di dunia internasiaonal. Bahkan, hingga kini TAPOL masih aktif menggalang dukungan politik didunia internasional dalam rangka mendukung gerakan separatis di Indonesia.

Setelah sekian lama tak terdengar kiprahnya, Nairn kembali muncul menjelang Pilpres Juli 2014 lalu. Ia berkicau melalui blog-nya. Agen Proxy War ini mempunyai tujuan yang jelas, sasaran yang jelas namun hal yang pasti, dia tidak bisa melawan kekuatan rakyat.




http://allandaveblog.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Translate

Popular Posts

Powered By Blogger